 |
| |
Buat sahabat yang menyukai karya sastra. saya menawarkan kepada anda sebuah Novel Insfiratif yang bertemakan bagimana kita mensyukuri nikmat yang telah di berikan Allah Swt kepada kita serta bagaimana cara kita membalaz jasa bagi orang yang telah berbuat baik kepada kita. Sesungguhnya Allah menyukai orang - orang bersyukur kepada Nya .....
Sinopsis Novel : A BOY FROM MAKKAH
Saat
pertama kali menjejak di kota Makkah dan hanyut dalam kegembiraan
kanak-kanaknya, Ahmad tak pernah mengira jika ia diantarkan untuk
bekerja, merasakan pahit dan getirnya hidup sendiri di usia belia, untuk
meringankan beban keluarga.
Mulailah ia bekerja dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Dewi Fortuna menghampiri hidup Ahmad, saat bekerja di keluarga Syaikh Abdul Hamid, keluarga terpelajar
Mulailah ia bekerja dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Dewi Fortuna menghampiri hidup Ahmad, saat bekerja di keluarga Syaikh Abdul Hamid, keluarga terpelajar
r yang baik hati dan punya seorang putri yang cantik, Azizah. Keduanya pun saling terikat.
Tetapi Ahmad sadar, itu hanya hubungan kekanakan. Sekadar berangan-angan merajut cinta pun ia tak berani. Hanya samar ia paham bahwa pendidikan bisa mengubah sesuatu, bisa memperbaiki harga diri di matanya.
“Akankah kau korbankan itu semua? Kau harus memegang teguh janjimu semula, bahwa kau akan kubur dalam-dalam perasaan cintamu, jauh dalam lubuk hati,” batin Ahmad. Rasa rendah diri tetap mendera sekalipun gelar dokter hampir diraihnya. Padahal, di luar pengetahuannya ternyata Azizah pun memendam rasa yang sama.
Ahmad terjerat rasa bersalah manakala Syaikh Abdul Hamid dan istrinya meninggal, sementara Azizah tergolek lemah di rumah sakit. Akankah keduanya berhasil merajut kisah cinta indah itu? Bibi Gom’a, pembantu yang buta huruf, memegang kuncinya.
“Menggetarkan…Kisah ini menyisa saya: penulisnya demikian cermat meramu penggalan-penggalan bab, membuat saya tidak mungkin berhenti membacanya sebelum halaman terakhir tuntas terbaca. Begitu santun, memesona, pilihan katanya melembutkan hati dan …menyentuh!”
~ Waheeda El-Humayra, penulis buku best-seller The Sacred Romance of King Sulaiman and Queen Sheba.
Tetapi Ahmad sadar, itu hanya hubungan kekanakan. Sekadar berangan-angan merajut cinta pun ia tak berani. Hanya samar ia paham bahwa pendidikan bisa mengubah sesuatu, bisa memperbaiki harga diri di matanya.
“Akankah kau korbankan itu semua? Kau harus memegang teguh janjimu semula, bahwa kau akan kubur dalam-dalam perasaan cintamu, jauh dalam lubuk hati,” batin Ahmad. Rasa rendah diri tetap mendera sekalipun gelar dokter hampir diraihnya. Padahal, di luar pengetahuannya ternyata Azizah pun memendam rasa yang sama.
Ahmad terjerat rasa bersalah manakala Syaikh Abdul Hamid dan istrinya meninggal, sementara Azizah tergolek lemah di rumah sakit. Akankah keduanya berhasil merajut kisah cinta indah itu? Bibi Gom’a, pembantu yang buta huruf, memegang kuncinya.
“Menggetarkan…Kisah ini menyisa saya: penulisnya demikian cermat meramu penggalan-penggalan bab, membuat saya tidak mungkin berhenti membacanya sebelum halaman terakhir tuntas terbaca. Begitu santun, memesona, pilihan katanya melembutkan hati dan …menyentuh!”
~ Waheeda El-Humayra, penulis buku best-seller The Sacred Romance of King Sulaiman and Queen Sheba.
By : Surya Van Asahan ............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar